Dalam bahasa Inggris, ‘to fledge’ atau ‘melepaskan’ (menjadi dewasa) dapat berarti meletakkan anak panah pada sebuah busur dan melepaskannya. Juga dapat berarti sebuah proses bagi seekor burung kecil untuk mengembangkan bulu-bulu sayapnya yang sudah cukup kuat untuk terbang. Kedua defenisi ini sama-sama berarti kemampuan burung untuk terbang dan panah untuk melesat.

Ketika anak-anak lulus SMA, saatnya bagi mereka untuk ‘terbang’ juga.

Pertumbuhan dan perkembangan secara alamiah terjadi melalui beberapa tahap, dimulai dari kelahiran, dan memuncak pada kedewasaan, di mana seorang anak menjadi mandiri (dari orang tua) dan mengurus kebutuhannya sendiri (otonom). Saat anak-anak melepaskan diri, orang tua juga harus merelakan mereka. Perpisahan fisik dan emosional adalah suatu bagian yang alamiah dari hubungan orang tua-anak.

Akan tetapi ada sebuah fenomena baru dalam budaya masa kini – masa remaja yang diperpanjang dan ‘anak bumerang’. Berdasarkan Pusat Penelitian Pew tahun 2014, sekarang ini dewasa muda yang berusaia 18-34 tahun lebih cenderung untuk tingggal bersama dengan orang tua mereka dibanding periode waktu sebelumnya sejak tahun 1880-an. Faktor ekonomi dan penolakan dalam hubungan percintaan dan pernikahan adalah alasan mengapa banyak dewasa muda yang lebih memilih untuk tinggal di rumah daripada hidup bersama orang lain.

Anak-anak bukan hanya meninggalkan rumah lebih lama setelah lulus SMA. Tapi banyak di antara mereka yang juga kembali ke rumah setelah tinggal jauh beberapa waktu lamanya, sehingga mereka disebut “anak bumerang”. Mereka merupakan anak usia dewasa: single, ataupun yang sudah menikah, bisa saja dengan anak-anak mereka, yang sudah keluar dari rumah beberapa waktu lamanya, dan akhirnya kembali untuk tinggal bersama dengan ayah atau ibunya. Ada berbagai alasan mengapa anak-anak usia dewasa kembali ke rumah (bumerang). Seorang anak bisa saja kembali kepada orang tua mereka yang sudah menikmati masa ‘sarang kosong’ selama beberapa tahun. Bisa saja ia merupakan seorang anak dewasa dengan pasangan dan anak-anak mereka yang berpindah kembali ke rumah, atau orangtua tunggal yang kembali ke rumah setelah bercerai. Bisa juga seorang anak yang telah dikeluarkan dari pekerjaan atau tidak mampu berkarir setelah lulus kuliah, atau seorang anak yang dikeluarkan dari bangku perkuliahan, kehilangan semangat dan terluka karena pengalaman.

Akan tetapi, sebuah rumah tangga tidak selalu berupa ‘sarang kosong’ ketika seorang anak yang lebih dewasa berpindah kembali ke rumah. Seringkali seorang saudara yang lebih dewasa kembali ke rumah setelah lulus kuliah atau setelah berumahtangga; ketika ada saudara lain yang lebih muda masih tinggal di rumah. Tidak peduli bagaimana keadaannya, ketika seorang ‘anak bumerang’ kembali ke rumah, sistem dalam keluarga sudah berbeda dengan ketika anak tersebut masih remaja. Sehingga, harapan yang berbeda, batasan-batasan, dan suatu jenis hubungan yang baru menjadi penting.

FAKTOR-FAKTOR UNTUK DIPERTIMBANGKAN

Mengurus kebutuhan sendiri (otonomi) dan kemandirian adalah sesuatu yang masih dibutuhkan dan diinginkan oleh ‘anak bumerang’, tidak peduli apakah mereka menunjukkannya atau tidak. Sementara menyediakan rumah untuk anak-anak yang sudah dewasa, adalah suatu hal, saudara tidak lagi memperlakukan mereka sebagaimana yang saudara lakukan ketika membesarkan mereka. Buatlah sebuah harapan yang jelas ketika ‘anak bumerang’ saudara pindah ke rumah. Jangan melakukan hal-hal yang mereka bisa kerjakan untuk diri mereka sendiri. Jangan membuat keputusan finansial yang menyedihkan, membenarkan sikap tidak bertanggung jawab, atau membiarkan mereka menyalahkan saudara terhadap permasalahan yang mereka alami. Tetapkan batasan-batasan yang saudara berlakukan agar tidak dilanggar.

Tinggal kembali bersama ayah atau ibu adalah sebuah kehormatan, bukanlah sebuah hak. Jika mereka sudah mengerjakan hal-hal tertentu untuk diri mereka sendiri selama di apartemen, maka mereka seharusnya melakukannya juga ketika mereka berada di rumah saudara, termasuk membayar sewa atau bersedia pindah jika peraturan-peraturan yang ada tidak dijalankan. Di apartemen mereka, mereka bertanggungjawab untuk menjaga kebersihannya, juga mengurus pakaian mereka sendiri. Mereka juga harus melakukan hal yang sama saat berada di rumah orangtua mereka dan tidak mengharapkan “tenaga asisten rumah tangga gratis”

Sebagai tambahan, tanyakan alasan mereka kembali tinggal di rumah dan buatlah perencanaan dan batas waktu sampai mereka kembali mandiri. Orang dewasa muda pindah kembali ke rumah karena beberapa alasan- untuk menghemat biaya, membayar tagihan uang kuliah, atau karena krisis. Banyak orang dewasa muda yang kembali ke rumah karena mereka tidak tahu apa yang mereka ingin lakukan dengan hidup mereka, atau mereka ragu-ragu terhadap perjalanan karir, atau tujuan jangka panjang mereka. Ini bukanlah alasan untuk mereka tinggal di rumah dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Mereka bisa saja bekerja dan tinggal di apartemen sembari mencari tahu tentang hal tersebut. Ingatlah, berdasarkan “Harapan Sosial dari Dunia Barat”, kemandirian dan otonomi merupakan salah satu aturan alamiah dari perkembangan manusia.

Jika anak saudara yang dewasa muda tinggal di rumah karena krisis pribadi (alasan medis atau kesehatan mental, kecanduan, dan hubungan yang tidak sehat, kekerasan, dsb) biarkan rumah menjadi tempat yang aman bagi mereka sembari mereka mendapatkan perawatan profesional dan dapat mandiri kembali. Akan tetapi, skenario ini adalah godaan terbesar untuk mengijinkan ketergantungan, hubungan yang tidak sehat, dan tidak adanya batasan. Saat mereka sudah lepas dari krisis tersebut, arahkan mereka untuk kembali mandiri. Mereka adalah orang dewasa dan seharusnya bertanggungjawab atas pilihan, perlakuan, dan kualitas hidup mereka, bahkan sekalipun hal itu bukan merupakan apa yang saudara ingin lihat mereka alami.

Ketika seseorang yang lebih muda, saudara yang lebih kecil masih berada di rumah, hidup mereka akan terkena dampak dan terganggu ketika seorang ‘anak bumerang’ kembali pindah ke rumah. Saudaranya yang lebih muda masih membutuhkan waktu dengan teman-teman, ayah dan ibu mereka, juga ruang pribadi bagi mereka, khususnya di masa remaja mereka. Jika seorang ‘anak bumerang’ pindah kembali ke rumah karena krisis, kebutuhan dari anak-anak yang di bawah umur harus diutamakan serta merta setelah kondisi krisis dari anak bumerang berakhir. Jika anak bumerang tersebut berada dalam kondisi krisis yang konstan dan tidak mengambil tanggungjawab terhadap situasi mereka dan berdampak terhadap saudaranya yang lebih muda, rencana-rencana lain untuk anak yang sudah dewasa tersebut harus dipertimbangkan. Keputusan-keputusan dari saudara yang tidak sehat tidak boleh mempengaruhi anak yang lebih muda yang dalam masa pertumbuhan.

Dalam situasi yang tersulit, saudara mungkin harus memilih antara kesehatan dari anak yang lebih muda, dan pilihan yang menyedihkan dari anak saudara yang sudah dewasa muda. Ini merupakan keputusan yang sulit untuk diambil. Tetapi anak saudara yang lebih muda masih anak-anak. Anak yang dewasa mengambil keputusan dewasa dan harus bertanggungjawab terhadap konsekuensinya. Hal ini membutuhkan ‘kasih yang tega’.

MASA DEWASA YANG SEHAT ADALAH TUJUANNYA

Seorang ‘anak bumerang’ yang kembali ke rumah tidak selalu harus menjadi pengalaman yang negatif. Dalam beberapa budaya, dapat diterima jika seorang dewasa single tinggal di rumah sampai akhirnya mereka menikah. Beberapa rumah tangga yang sehat memiliki beberapa generasi ganda yang tinggal dalam satu rumah; ini merupakan suatu anugerah karena generasi yang lebih muda dapat berinteraksi dengan generasi yang lebih tua, yang berkontribusi terhadap dinamika dalam keluarga. Seorang anak dewasa dapat mengalami hubungan yang sehat, penuh hormat dengan orangtua mereka sambil mencapai tujuan pribadi mereka ketika ada kemandirian dan otonomi emosi, fisik, dan finansial.

Tujuan kita sebagai orangtua adalah menolong generasi muda kita dalam mengembangkan bulu-bulu sayap yang kuat, pada waktu yang tepat sehingga mereka berkembang dan dipersiapkan untuk perjalanan hidup di depan mereka, dimampukan menjadi seorang dewasa yang sehat; baik di rumah, dalam pekerjaan, dan dalam hubungan mereka. Pindah kembali rumah bukan berarti mereka menurun menjadi anak laki-laki atau perempuan kecil saudara kembali. Anak-anak dewasa harus mampu menjadi dewasa, sekalipun mereka tidak menunjukkannya seketika. Jam biologis mereka mengungkapkan hal tersebut. Mereka akan menunjukkannya lewat satu atau beberapa cara.


Jika saudara ingin membicarakan tentang isu ini dengan seseorang, saudara dapat terhubung dengan seorang mentor secara gratis dan dapat menjaga rahasia dengan cara meng-klik tombol “Terhubung dengan Seorang Mentor” di bawah ini dan mengisi form yang ada. Saudara bisa menggunakan nama asli atau samaran. Terserah saudara!




Artikel ini ditulis oleh: Brenda Yoder

Photo Credit: Mike Von