Hari ini saya ingin melakukan pendekatan yang berbeda pada kata ‘sex yang aman’. Saya ingin melihat tentang sex yang aman dalam pernikahan monogami. Sebagai respons yang saya terima atas postingan saya dalam ‘harapan yang tidak terpenuhi”, saya ingin menyampaikan tentang rasa aman di ‘tempat tidur pernikahan’.

Ini adalah cuplikan dari salah satu respons:” Bertahun-tahun saya menangis dalam tidur sepanjang 14 tahun pernikahan….”. Wanita ini terus melanjutkan dan menggambarkan rasa sakit dan kehilangan yang ia alami karena dilecehkan dalam pernikahannya, khususnya dalam kehidupan seksualnya. Tetapi ia tidak tahu bahwa ia sedang mengalami pelecehan. Dalam hati ia tahu bahwa hal ini tidak benar, tetapi untuk mencari bantuan, sumber yang ia temukan justru menyakitkannya sehingga membuat pelecehan terus berlanjut karena pemahaman yang melenceng tentang bagaimana seharusnya istri merespons suaminya.

Alasan mengapa saya membuat topik ini sebenarnya sederhana - karena ini salah dan ada banyak orang yang terluka dan membutuhkan pertolongan. Pernikahan adalah tentang 2 pihak dan tempat tidur pernikahan adalah tempat di mana dua orang seharusnya sama-sama menikmati pengalaman positif dan menyenangkan Tanyakan pada dirisendiri: “Apakah saya merasakan hal ini ketika berhubungan sex dalam pernikahan?”

• Kenikmatan

• Rasa Aman

• Dapat/bersedia berkomunikasi

• Tahu bahwa kebutuhan dan keinginanku juga penting.

• Ini adalah tentang KAMI berdua, bukan hanya salah satu.

• Kenikmatan/kesenangan

• Diinginkan

• Bertumbuh dalam keintiman

• Kami berdua saling mengenal dengan cara yang unik (dalam cara yang baik)

• Ini adalah tentang kami berdua, tidak ada yang lain (yang diingat, dibayangkan, digambarkan, seperti di layar)

Saya memberikan daftar ini dengan sangat hati-hati. Ada banyak pasangan menikah dan berbahagia tetapi tidak selalu merasakan hal-hal tersebut. Ada pasang surut dalam kehidupan seksual pernikahan monogami. Jadi silahkan lihat daftar tersebut dan jika saudara merasa,”Ya, saya pernah merasakan hal itu pada satu titik dalam pernikahanku,” atau “Aku merasa dan sedang berusaha memperbaiki dalam hal…..”

Jika daftar ini seperti kata-kata yang asing jika dihubungkan dengan sex, itu sebuah indikator bahwa saudara membutuhkan pertolongan.

Mendapatkan pertolongan adalah cara yang bijaksana untuk diambil. Mencari buku yang baik adalah langkah awal yang baik. Berbicara kepada seseorang dapat sangat menolong, tetapi berhati-hatilah dalam memilih. Pilihlah seseorang yang dapat dipercaya dan memiliki ide yang baik apa arti pernikahan bagi saudara berdua. Tidak ada perbaikan atau jawaban yang cepat atau satu jawaban yang benar untuk setiap orang. Saudara unik begitu juga situasi saudara.


Di sini, kami memiliki mentor yang dapat menolong. Para mentor adalah relawan yang memiliki pengalaman yang dapat memberikan telinganya untuk mendengarkan atau memberikan materi-materi yang menolong.Ini merupakan pergumulan yang besar yang saudara hadapi dan mentor adalah sumber kami yang terbaik untuk menolong saudara agar dapat melaluinya. Jika saudar memutuskan mencobanya, seorang mentor akan mengirimkan email keada saudara dengan menggunakan sistem yang aman, yang menjamin privasi saudara dengan melindungi informasi saudara. Jika saudara ingin berbicara, tekan tombol “jawab”. Percakapan bersifat rahasia dan tidak menghakimi. Saudara dapat terus mberbocara kepada mentor saudara selama yang saudara inginkan dan tidak ada yang perlu dibayarkan. Apakah saudara ingin berbicara kepada seorang teman, memilih seorang konselor, atau berbicara kepada para mentor kami, selalu ada pertolongan yang tersedia.

Ini adalah beberapa buku yang saya rekomendasikan:

Untuk istri: Intimate Issues by Dillow and Pintus

Untuk suami/istri: Intimacy: a 100 day guide to lasting relationships by Douglas Weiss




Artikel ini ditulis oleh: Ella Weck

Photo Credit: Duncan Shaffer