Tak ada orang yang menjalin hubungan dengan niat untuk terluka. Keliatannya semua jenis hubungan - terutama hubungan pacaran - menempatkan kamu pada risiko terluka atau pada akhirnya ditolak oleh orang yang sangat Anda sayangi. Tetapi memang segala sesuatu yang berharga memiliki risiko. Saya setuju dengan pepatah lama, "Lebih baik mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah mencintai sama sekali."

Tidak mencintai dapat membuat hidup kita terasa kosong, dingin, dan ada kebutuhan terdalam yang tak terpenuhi. Walau begitu, tetap saja lebih menyakitkan ketika seseorang menolakmu. Mari kita hadapi itu, kita adalah orang yang tidak sempurna yang memiliki hubungan dengan orang lain yang juga tidak sempurna. Sakit hati dan harapan yang tak terpenuhi tak bisa dihindari.

Namun, apa yang tidak harus terjadi setelah kamu patah hati adalah berkali-kali patah hati. Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang dilakukan orang patah hati menjadi lebih merana dan celaka.

Berikut adalah empat hal yang harus dihindari:

1. Jangan berkencan dengan orang yang merusak

Beberapa orang ingin mengalami cinta lagi sehingga mereka akhirnya terlibat dengan semua orang yang salah. Saya berbicara banyak tentang ini di [blog saya tentang kecanduan cinta] (https://www.thehopeline.com/tags/love-addiction/). Orang-orang ini tidak tahu siapa orang yang mereka cintai.

Beberapa hubungan sama sekali tidak sebanding dengan drama yang terjadi. Kamu dapat menghindarkan diri dari banyak rasa sakit jika kamu berkomitmen untuk hanya berpacaran dengan orang-orang yang matang dan juga berkomitmen yang sama.

Menjalin hubungan memang cukup menantang. Tetapi mengapa harus meneteskan air mata yang tidak perlu bagi orang-orang yang tak layak ditangisi?

2. Jangan bereaksi berlebihan dan mempermalukan diri sendiri

Ketika seseorang yang kamu cintai menolakmu, mudah untuk bereaksi berlebihan. Rasa sakit dan kebingungan akibat putus cinta dapat menyebabkanmu melakukan apa saja, termasuk mendapatkan pacar baru sebagai balas dendam pada mantanmu, untuk membuat dia sakit. Jadi pastikan untuk berpikir dua kali sebelum:

Memperalukan diri sendiri hanya membuat rasa sakit lebih buruk dan memperlambat penyembuhan.

3. Jangan terlalu menganalisis

Beberapa orang, mungkin termasuk kamu, adalah golongan manusia perenung. Mereka berlama-lama menganalisis setiap detail terakhir dari hubungan mereka yang telah berakhir. Analisis yang berlebihan atas hubungan yang terputus hanya menyebabkan kebingungan, depresi, dan tentu saja buang-buang waktu.

Orang-orang ini pada akhirnya bingung dan cenderung mengambil kesimpulan yang salah karena mereka tidak dapat melihat situasi secara seimbang. Mereka akhirnya memuja mantan mereka atau sebaliknya membenci mereka atas apa yang telah terjadi. Setelah kamu memikirkan apa yang salah dan apa yang baik tentang hubungan itu, biarkan itu berlalu. Jika tidak, mungkin kamu akan mendramatisirnya dan menjadi sakit hati yang tidak perlu.

4. Jangan mencari pelarian

Meskipun penting untuk move on dan kembali berbaur dengan orang lain, berhati-hatilah dengan kencan kilat. Berpacaran sebagai pelarian adalah ketika kamu menjalin hubungan baru tanpa mengenal orang itu, dan berharap hubungan baru ini akan menyembuhkan patah hatimu. Sayangnya, pelarian biasanya hanya berakhir dengan putus dan patah hati lagi.

Berpacaran kembali secara cepat juga menyebabkan kamu membandingkan orang baru dengan cinta terakhirmu. Membandingkan orang lain tidak pernah berhasil. Bisa jadi kamu bias dalam menilai cinta terakhirmu. Tidak ada yang akan memenuhi standarmu. Cobalah dulu untuk berteman hanya untuk mengenal seseorang lebih baik dan nikmatilah persahabatan.


Jika kamu memiliki kemampuan untuk mencintai, maka kamu memiliki potensi untuk terluka. Kami memiliki mentor yang bersedia berbicara dan mendukungmu. Cukup klik tombol "Hubungi" di bawah.

Artikel asli dipublikasikan di TheHopeLine®.



Artikel ini ditulis oleh: Dawson McAllister

Photo Credit: Anthony Tran